genberita.com – Hari pertama pendaftaran online Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kabupaten Bogor, Selasa 1 Juli 2025, langsung dikepung ratusan wali murid. Akses server SPMB bermasalah, membuat orang tua panik dan mendatangi langsung kantor Dinas Pendidikan (Disdik). Berikut liputannya secara lengkap.
1. Kekacauan Awal di Kantor Disdik Bogor
Pukul 07.00 pagi, suasana sudah ramai dengan antrean wali murid di halaman kantor Disdik Kabupaten Bogor. Mereka datang karena sistem pendaftaran online sulit diakses, padahal hari itu adalah hari pertama SPMB mulai berjalan.
Terdapat berbagai masalah teknis, seperti NIK/NISN tidak terdeteksi dan data domisili tidak valid meski sudah sesuai dengan ijazah atau kartu keluarga (KK). Seorang wali murid, Dian, menjelaskan dengan penuh kekesalan:
βHari ini kita datang ke Disdik, karena banyak keluhanβ¦ NISN anak saya tidak terdeteksi di server SPMBββ―
Bahkan Erna Mustafat mendatangi Disdik untuk memperbaiki data karena barcode pendaftaran tidak bisa terbaca setelah pendaftaran online. Situasi ini menimbulkan tekanan terhadap Disdik untuk segera mengambil tindakan.
2. Teknologi Bermasalah: Server Overload dan Akses Terhambat
Gangguan akses SPMB bukan hanya terjadi di Kabupaten Bogor. Di beberapa wilayah seperti Palembang, Jogja, dan Banyumas, masalah serupa telah muncul sebelumnya:
-
Palembang mengalami server down sejak tahap awal pendaftaran karena lonjakan akses.
- Kota Jogja, ratusan wali murid menyerbu kantor Disdikpora karena gagal mengakses server saat aktivasi akun jalur prestasiβa setidaknya 400 orang datang.
- Banyumas mengalami gangguan berkali-kali, bahkan sampai petugas harus verifikasi manual dampak dari server yang sering errorβ―.
Di Kabupaten Bogor, server SPMB kemungkinan besar terkendala oleh beban akses tinggi dan minimnya kapasitas bandwidth. Ini memaksa orang tua datang langsung ke kantor untuk mendaftarkan anak secara manual.
3. Dampak Sosial & Teknis bagi Wali Murid
A. Kekhawatiran Keterlambatan Pendaftaran
Teknis server yang terbatas memicu kekhawatiran bahwa anak-anak tidak sempat mendaftar. Banyak orang tua panik karena takut kuota pendaftaran habis sebelum sistem pulih.
B. Antrian Panjang dan Kerumunan
Kedatangan ratusan wali murid sejak pagi menciptakan kerumunan di dalam dan luar kantor Disdik. Kondisi ini juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan karena padatnya orang.
C. Tekanan terhadap Admin & Dinkominfo
Teknisi di Disdik dan Dinas Kominfo dituntut untuk segera meningkatkan kapasitas server dan memperbaiki manajemen antrian digital agar tak terjadi overload saat pendaftaran berikutnya.
4. Solusi Darurat & Langkah Perbaikan
Dinas di berbagai daerah telah melakukan tindakan berikut:
-
Meningkatkan bandwidth serta menyiapkan server cadangan untuk menampung lonjakan traffic.
-
Menyiapkan posko langsung di Disdik agar orang tua yang gagal akses online bisa didampingi petugas membuat akun dan input data manual.
-
Menyusun jadwal bergantian per jalur pendaftaran agar tidak terjadi akumulasi akses dalam satu hari.
Di Kab. Bogor, diperkirakan Disdik akan menambah teknisi dan membuka pos pendaftaran offline untuk membantu wali murid langsung dari sekolah atau kantor terkait.
5. Harapan & Antisipasi ke Depan
A. Otomasi & Skala Infrastruktur
Perlu evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur SPMB daringβtermasuk upgrade server dan penambahan slot bandwidth saat puncak pendaftaran.
B. Sosialisasi Zona Pendaftaran
Disdik perlu memperjelas jadwal dan lini jalur pendaftaran (domisili, prestasi, afirmasi) sehingga wali murid tidak datang bersamaan di satu waktu.
C. Pelibatan Sekolah Sebagai Mitra
Sekolah bisa menyediakan fasilitas pendaftaran onsite agar pendaftaran tak hanya bergantung pada Disdik pusat. Ini bisa menekan antrean dan beban server.
Isu server SPMB sulit diakses kembali mencuat di hari pertama pendaftaran online Kabupaten Bogor. Ratusan wali murid rela datang ke kantor Disdik karena kendala teknis seperti NIK/NISN tidak terdeteksi dan akses timeout. Pengalaman serupa juga terjadi di daerah lain seperti Palembang dan Banyumas. Solusi jangka pendek berupa peningkatan server dan posko offline sudah berjalan, namun solusi jangka panjang harus mencakup upgrade infrastruktur, penjadwalan, dan kolaborasi pendidikan.