Pengangkatan Ade Armando sebagai Komisaris PLN Nusantara Power
genberita.com – Ade Armando secara resmi ditunjuk sebagai komisaris PLN Nusantara Power melalui hasil RUPS pada 3 Juli 2025. Konfirmasi datang langsung dari dirinya saat dihubungi awak media hari Jumat, 4 Juli. Prosesi serah terima jabatan dilakukan di hari sebelumnya, 3 Juli 2025, menandai momen perubahan signifikan di tubuh subholding PLN yang mengelola pembangkit listrik nasional.
Penunjukan ini pertama kali mencuat lewat unggahan potongan dokumen RUPS yang tersebar sejak 1 Juli 2025 di platform X, memicu diskusi publik dan unggahan-tanggapan netizen. Tak lama kemudian, media besar seperti Kompas, Liputan6, Antara, dan Suara.com memberitakannya dengan liputan mendalam seputar profil dan tanggapan Ade Armando.
Penunjukan ini jadi menarik karena Ade Armando bukan figur BUMN biasa. Sebelumnya, ia lebih dikenal sebagai akademisi UI, pengamat politik, dan tokoh di ranah publikโjadi tambahan warna di jajaran komisaris yang umumnya diisi kalangan profesional korporasi.
Siapa Ade Armando? Profil Akademisi & Politisi
Ade Armando punya track record panjang dan beragam: akademisi, jurnalis, dan kini politisi PSI. Ia memulai karir sebagai dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI sejak era 1990-an.ย Pendidikan tingginya pun mentereng: S1 Ilmu Komunikasi UI (1988), S2 di Florida State University (1991), dan S3 UI (2006).
Di dunia media, Ade sempat jadi redaktur di Republika dan manajer riset di lembaga riset Taylor Nelson Sofres. Ia juga aktif di Lembaga Penelitian LP3ES dan sempat menjadi anggota KPI periode 2004โ2007.ย Keaktifan ini mendasari reputasinya sebagai pengkritik tajam lewat media sosial.
Pada 2022, ia bergabung dengan PSI sebagai juru bicara dan sempat mencalonkan diri di Pemilu 2024, meski belum berhasil duduk di DPR. Gaya vokalnya di platform X sering memantik reaksi, membuat sosoknya tak cuma akademis tapi juga kontroversial.
Tugas dan Tantangan di PLN Nusantara Power
PLN Nusantara Power (PLN NP) adalah subholding strategis PLN yang mengelola puluhan pembangkit listrik, baik fosil maupun terbarukanโjuga menjadi partisipan aktif di Bursa Karbon. Dengan aset lebih dari Rpโฏ300 triliun, perusahaan ini punya tekanan besar dalam memenuhi target Net Zero Emission dan menjaga kinerja tanpa korupsi.
Sebagai komisaris, Ade harus mengawasi tata kelola, efektivitas GCG, dan memastikan transisi energi berjalan sesuai roadmap. Ade sendiri menyatakan komitmennya untuk “jaga PLN NP”, mencegah penyelewengan, dan memberi masukan strategis.ย Tantangannya besar: ia harus lebih dari sekadar figur simbolisโharus bisa berkontribusi nyata dalam kontrol dan pengawasan operasional.
Reaksi Publik & Respons Media
Penunjukan Ade disambut respons beragam. Di media sosial X, netizen menyoroti latar belakang non-BUMN dan mempertanyakan โdisiplin ilmunya apa?โ.ย Ada yang mendukungโmengapresiasi figur independen masuk ke BUMNโada juga skeptis, menyorot potensi politisasi dan konflik kepentingan.
Media mainstream pun menyorot dengan detail: fokus pada kapasitas dan atribut akademis Ade, perannya di PSI, serta tantangan transisi energi di PLN NP.ย Liputan juga mencakup kontroversi masa lalu, termasuk kritik terhadap politik dinasti dan kasus penistaan agama.
Secara umum, meski publik mengapresiasi latar pendidikan dan integritas Awalnya, banyak pihak bertanya-tanya sejauh mana ia bisa membawa perubahan di struktur komisaris BUMN berkapasitas besar seperti PLN NP.
Implikasi bagi BUMN & Transisi Energi
Masuknya figur akademisi-politisi seperti Ade Armando punya makna simbolis: membuka ruang kontrol publik dan memperkenalkan sudut pandang baru di pengelolaan BUMN. Namun, jika tidak diimbangi pemahaman mendalam soal industri, hadirnya sosok ini bisa hanya jadi simbol belaka tanpa dampak nyata.
PLN NP sendiri tengah fokus pada transisi ke energi bersih, co-firing, dan pengurangan emisi karbonโArea di mana publik dan stakeholders sangat awasi. Kehadiran Ade bisa meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, terutama dengan aset dan target besar di depan mata.
Kesimpulan & Pandangan ke Depan
Penunjukan Ade Armando komisaris PLN Nusantara Power membawa nuansa baru di tubuh subholding PLN. Figur akademisi-politisi ini punya peluang kuat memperkuat tata kelola, tapi ia juga harus membuktikan efektivitasnya dalam praktik pengawasan.
Tantangannya jelas: menjaga aset besar, mendukung transisi energi hijau, dan melawan potensi korupsi. Publik dan media pasti akan terus mengawal langkah-langkahnya.
Ajakan untuk Waspada & Mendalami
Buat kamu yang peduli isu energi dan tata kelola, ada baiknya terus pantau perkembangan kebijakan serta laporan kinerja PLN NP. Jangan cepat puas dengan perubahan formalโkita butuh bukti nyata. Yuk, ikuti terus liputannya dan berdiskusi kritis di kolom komentar!