genberita.com – Jakarta β Pada Senin pagi, 30 Juni 2025, kualitas udara ibu kota terbukti sangat mengkhawatirkanβtercatat sebagai yang kedua terburuk di dunia menurut indeks kualitas udara global. Pengukuran AQI (Air Quality Index) menunjukkan level βtidak sehatβ dengan konsentrasi PM2.5 jauh melebihi ambang WHO dan ISPU nasional.
Data Polusi dan Skor Global AQI
Menurut data dari IQAir, pada Senin pukul 08.00 WIB, Jakarta masuk kategori βtidak sehatβ dengan AQI di kisaran 160β170, menjadikannya urutan keβ2 dunia setelah Kinshasa (DR Kongo) pagi ini. Dampak langsungnya dirasakan oleh kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan.
Faktor Pemicu Polusi Udara Kota
Penyebab utama kualitas udara buruk meliputi:
-
Emisi kendaraan bermotor, masih mendominasi Polusi Jakarta.
- Industri & pembangkit listrik, termasuk cerobong PLTU dan fasilitas industri di Jabodetabek.
- Debu pembangunan dan pembukaan lahan, serta asap pembakaran terbuka di musim kemarau.
Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak polusi PM2.5 sangat masif:
-
Menimbulkan iritasi saluran pernapasan, batuk, dan gangguan paru.
-
Risiko serangan asma serta penyakit kardiovaskular semakin meningkat.
- Menteri Kesehatan turut mengimbau peningkatan kewaspadaan lewat aplikasi SATUSEHAT dan kampanye publik.
Upaya Pemerintah dan Rekomendasi
Beberapa upaya yang tengah dijalankan:
-
Penambahan 9β25 stasiun SPKU untuk real-time monitoring emisi.
- Penertiban industri: 116 pabrik diawasi dan beberapa dihentikan operasionalnya.
- Koordinasi lintas sektor: Kemenhub, KemenESDM, Pertamina, dan Pemprov DKI intensif menurunkan emisi kendaraan.
- Penerapan Low Emission Zone di Kota Tua dan Tebet untuk kendaraan, sepeda, serta pejalan kaki.
Tips Lindungi Diri Saat Polusi Tinggi
-
Turunkan aktivitas luar ruangan, terutama saat pagi dan sore.
- Gunakan masker N95/KN95 saat bepergian.
- Pasang air purifier dalam ruangan, dan tutup jendela saat ISPU tinggi.
-
Pantau AQI secara rutin via aplikasi resmi dan web Pemprov DKI.
Perspektif dan Tindakan Jangka Panjang
Terlepas dari kondisi mendesak Senin pagi, meningkatkan kualitas udara memerlukan:
-
Kebijakan energi rendah karbon, pengalihan dari PLTU berbahan bakar fosil.
-
Peningkatan transportasi publik dan infrastruktur kendaraan listrik.
-
Pengembangan penelitian polusi dan pengawasan emisi secara ilmiah dan berkelanjutan.
Kualitas udara Jakarta pagi ini dinyatakan sebagai kedua terburuk di dunia. Warga, terutama yang rentan, diimbau mengambil langkah proteksi. Pemerintah terus menangani kualitas udara melalui pengawasan SPKU, regulasi industri, serta kebijakan transportasi dan energi ramah lingkungan. Namun, masyarakat tetap harus proaktif dalam menjaga kesehatan pribadi.