Bos Danantara Bantah Copot Direktur Bisnis Agrinas, Kantongi Alasan Jelas

Finance Ragam
0 0
Read Time:2 Minute, 43 Second

genberita.com – Belakangan muncul kabar yang menyebut bahwa Bos Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mencopot Direktur Bisnis Agrinas Pangan Nusantara. Kalangan media dan netizen bertanya-tanya soal rumor ini. Namun Rosan dengan tegas bantah pencopotan dan menegaskan bahwa penyertaan modal Agrinas akan dilakukan lewat Danantara, bukan dari APBN atau PMN.

Bantahan Rosan & Alur Pendanaan Agrinas

Saat jumpa pers di Monas, Rosan menyatakan tudingan soal pencopotan direktur hanya kabar hoaks—tidak pernah ada rapat RUPS maupun surat keputusan resmi tentang hal itu. Ia tegas mengatakan Agrinas tetap punya struktur profesional dan tidak akan diubah sepihak.

Lebih lanjut Rosan memastikan modal untuk Agrinas berasal dari dana Danantara, bukan dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Sebagai induk, Danantara akan menyalurkan dana dari dividennya untuk memperkuat Agrinas—seluruhnya dikelola secara transparan dan. Ini menandakan model pembiayaan bukan langsung dari kas negara, melainkan reinvestasi dari BUMN.

Zulhas, Menko Pangan, juga turut mendukung pernyataan ini, memastikan tidak ada PMN dari Kemenkeu untuk Agrinas di tahun anggaran berjalan. Pendekatan ini menawarkan jalur pendanaan yang lebih fleksibel dan less bureaucratic.

Struktur Tata Kelola & Peran Danantara

Danantara, yang dibentuk oleh pemerintah, bertujuan menjadi super-holding BUMN. Rosan sebagai CEO mengambil peran eksekutif utama, dibantu oleh COO Dony Oskaria dan CIO Pandu Sjahrir. Instruksi resmi pun melarang rotasi direksi di seluruh BUMN anak/cucu sebelum ada evaluasi menyeluruh.

Menurut Kompas dan Liputan6, Rosan menegaskan Danantara akan diaudit oleh BPK dan KPK bila diperlukan, dan semua aksi akan diawasi oleh mantan presiden dan penasihat global—membentuk sistem checks and balances.

Sistem ini juga memastikan Agrinas punya dewan yang mendukung tata kelola: komisaris, komite audit, dan manajemen risiko siap berjalan aktif. Bila struktur ini konsisten diterapkan, pengawasan internal dan eksternal bisa berjalan optimal.

Tantangan Utama & Resiko Operasional

A. Transparansi dan Dugaan Konflik Kepentingan

Meskipun Danantara diaudit, beberapa pihak meragukan independensi auditor dan tingkat transparansi yang sesungguhnya. Sejumlah netizen mengingatkan “kanal pengawasan formal harus kuat agar tak ada benturan kepentingan,” terutama jika anggota dewan dari elite politik.

B. Tekanan dari Investor & Publik

Reputasi Danantara sebagai superholding bergantung pada track record BUMN. Jika Agrinas gagal optimal, dana rakyat bisa dipertanyakan—tidak hanya soal pencopotan direktur, tapi juga arah perusahaan yang keliru.

C. Pembatasan Rotasi Direksi

Larangan rotasi direksi anak-cucu BUMN sampai evaluasi menyeluruh dapat memperlambat respons atas permasalahan manajemen di lapangan. Ini bisa menghambat agility perusahaan dalam kondisi dinamis.

Potensi Agrinas di bawah Danantara

A. Fokus pada Pangan & Hilirisasi

Agrinas digarapkan fokus pada proyek strategis seperti 20.000 ha budidaya ikan dan 1 juta ha sawit—ini mendorong ketahanan pangan nasional. Dengan suntikan modal dari Danantara, Agrinas bisa scale-up operasional lebih cepat.

B. Tata Kelola & Akuntabilitas Digital

Dengan struktur komisaris, komite audit, dan manajemen risiko, Agrinas dapat menerapkan prinsip ESG (environmental, social, governance). Ini jadi daya jual investor dan meningkatkan kredibilitas di pasar.

C. Sinergi Ekosistem BUMN

Sebagai bagian dari Danantara, Agrinas bisa berkolaborasi dengan BUMN lain—seperti pupuk, logistik, dan distribusi—untuk membangun rantai nilai pangan yang lebih efisien.

Bos Danantara bantah copot Direktur Agrinas membantah spekulasi lewat penegasan resmi dan model pendanaan baru berbasis dividend-investment. Meskipun struktur superholding menghadirkan optimisme, perhatian tetap diperlukan terhadap transparansi, pengawasan, dan efektivitas tata kelola. Agrinas punya peluang besar untuk menjadi motor Hilirisasi Pangan Indonesia—asal tidak tersandung isu manajemen atau konflik kepentingan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %