genberita.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah strategis dengan memasang CCTV di sejumlah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan mencegah aksi vandalisme serta pencurian fasilitas umum yang selama ini sering terjadi.
Alasan Strategis: JPO Rawan Vandalisme & Pencurian
Menurut Dinas Bina Marga DKI Jakarta, JPO sering jadi sasaran pelaku vandalisme dan pencurian, seperti besi tangga dan railing. Kejadian semacam ini pernah terjadi di JPO Daan Mogot dan Semanan, Jakarta Barat, hingga berulang kali sepanjang 2022β2025.
Kepala Bidang PSUK, Syamsul Bakhri, menyebut CCTV menjadi salah satu cara utama untuk memantau JPO secara real time dan mencegah tindakan negatif tersebut.Β Hal ini sejalan dengan dorongan DPRD DKI agar pemasangan kamera pengawas dilakukan masif di titik-titik rawan.
Skema Pemasangan & Teknologi CCTV Baru
Pada tahun 2025, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) serta Bina Marga bekerja sama memasang sekitar 100 unit CCTV baru, termasuk di JPO dan taman kota. Total sekarang mencapai 1.500 unit di Jakarta.
Teknologi yang dipasang juga lebih canggih: sebagian berupa CCTV analitik yang mampu mendeteksi gerakan mencurigakan, aktivitas manusia, vandalisme, dan genangan air.Β Hasil pemantauan realtime ini siap diakses dari pusat komando Bina Marga atau Diskominfotik.
Teknologi ini juga mendukung layanan bagi penyandang disabilitas, seperti pengecekan remote untuk lift JPO, menjadikan JPO lebih pintar dan aman.
Operasional & Koordinasi Lintas Instansi
Rekaman CCTV dipantau secara real time di command center Diskominfotik dan Bina Marga. Jika terjadi pencurian atau vandalisme, tim lapangan segera dikerahkan untuk menindaklanjutinya.
Kerja sama dijalankan bersama Satpol PP dan kepolisian, serta dukungan dari instansi lain seperti Dishub dan Suku Dinas setempat. Ini sesuai rekomendasi DPRD agar pengawasan tidak hanya melalui perangkat, tetapi juga personel di lapanganβ―.
Hingga saat ini, CCTV sudah aktif di beberapa JPO rawan, termasuk di Jakarta Selatan dan Timur, serta titik JPO yang pernah banyak mendapat laporan kerusakan.
Dampak Awal & Tanggapan Publik
Langkah ini disambut positif oleh masyarakat. Warga merasa lebih aman saat menyeberang, dengan eskalasi cepat petugas saat menemukan gangguanβ―.
Rekaman dari CCTV juga memudahkan aparat menangkap pelaku vandalisme dan memprosesnya secara hukum, memberikan efek jera.
Namun sebagian netizen mengingatkan bahwa teknologi perlu didukung komitmen strong enforcement agar CCTV benar-benar efektif, bukan sekadar alat statis.
Tantangan & Rencana Ke Depan
Tantangan utama: memastikan semua CCTV berfungsi optimal, terintegrasi, dan tersedia personel siaga 24 jam. Sistem ini butuh alumni teknis dan operacional yang handal.
Pemprov DKI juga berencana perluas pemasangan CCTV hingga ke RT/RW, menjangkau level lingkunganβdengan target 30.000 titik di 2026, anggaran diperkirakan mencapai Rpβ―380 miliar.
Selanjutnya, integrasi data dengan pihak kepolisian memungkinkan laporan cepat dan transparan ke publik, termasuk akses terbatas bagi warga melalui prosedur resmi.
Pemasangan CCTV di JPO menjadi tonggak penting dalam usaha Pemprov DKI memaksimalkan keamanan infrastruktur publik Jakarta. Dengan sistem monitoring 24/7 dan dukungan personel lapangan, diharapkan vandalisme dan pencurian bisa ditekan, serta rasa aman warga meningkat.