genberita.com – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menegaskan kalau acara Colorful Medan Carnival bukan sekadar karnaval biasa—tapi bukti nyata kalau Medan punya kekayaan budaya dari berbagai etnis. Acara ini digelar dalam rangka HUT Kota Medan ke‑433 dan menghadirkan puluhan busana adat, pertunjukan seni, hingga penampilan modern yang memadukan semangat lokal dan nasional.
Keberagaman Budaya Jadi Sorotan Utama
Medan memang dikenal sebagai kota multietnis, dan karnaval ini jadi panggung besar buat semua komunitas budaya yang ada.
Pertama, acara dibuka dengan pawai yang diikuti 21 kecamatan, lengkap dengan kostum adat dari seluruh etnis di Sumatera Utara – dari Batak, Jawa, Aceh, Melayu, hingga Karo dan Simalungun.. Nggak cuma itu, kabupaten/kota di Sumut juga turut serta, seperti Binjai, Pematang Siantar, Langkat, Labuhan Batu Utara, dan Toba.Kedua, keunikan ditambah dengan custom carnival yang dipersembahkan warga sebagai kreasi modern dari budaya tradisional. Atraksi ini sukses menyedot perhatian publik karena dikemas lebih trendi tapi tetap kental nilai lokalnya.
Ketiga, kehadiran warga lokal sangat tinggi, bahkan penonton memadati rute Jalan Diponegoro hingga Lapangan Benteng. Mereka menonton antusias dan ikut meramaikan suasana meriah dengan semangat “kebhinekaan yang menyatukan”.
Peningkatan Ekonomi Lokal – Bukan Sekadar Hiburan
Acara ini didesain bukan cuma untuk hiburan semata, tapi juga sebagai trigger peningkatan ekonomi lokal.
Bobby Nasution menekankan kalau keberagaman budaya ini punya potensi besar untuk memacu ekonomi kreatif, mulai dari UMKM baju adat, kuliner khas, hingga suvenir lokal, yang bisa dipasarkan ke tingkat nasional bahkan internasional.
Saat acara, puluhan tenant kuliner khas Medan ramai dikunjungi. Banyak warga dan wisatawan lokal membeli makanan tradisional seperti bolu meranti, anyang, dan soto Medan. Ini bukti nyata kontribusi event budaya terhadap geliat ekonomi warga.
Selain kuliner, pengrajin lokal juga menjual batik, ulos, dan aksesori khas etnis dengan rebutan. Ini jadi kesempatan emas untuk memperkenalkan produk lokal tingkat global.
Tangkap Momentum untuk Pariwisata dan Identitas Kota
Medan bisa jadi tujuan wisata budaya unggulan jika momentum ini terus dijaga.
Event ini menarik perhatian artis nasional seperti Godbless dan Ipank — artinya hiburan juga sekelas super show sehingga menarik lebih banyak audiens.
Dengan branding “Colorful Medan Carnival”, kota ini punya nilai jual kuat dibanding event serupa di kota lain. Ini bisa masuk kalender pariwisata nasional, bahkan internasional.
Agar berkelanjutan, Pemko bisa rancang paket wisata budaya yang rutin dijual tiap tahun, plus paket kuliner & tour heritage—menggabungkan edukasi budaya dan pengalaman langsung ke warga.
Wali Kota & Istri Pakai Baju Adat, Simbol Kebhinekaan
Penampilan Wali Kota Bobby Nasution dan Ny. Kahiyang Ayu pakai baju adat Simalungun (2023) dan Toba (2024) jadi simbol sikap inklusif terhadap seluruh etnis.
Pada 2023, mereka tampil bergaya Simalungun, dan tahun berikutnya tampil dengan adat Toba saat night carnival .
Langkah ini bukan hanya apresiasi, tapi juga bentuk nyata kolaborasi dan penghormatan terhadap kaum minoritas—yang penting terus dipertahankan di setiap gelaran ke depan.
Dukungan Pemerintah dan Harapan ke Depan
Pemko Medan dengan dukungan Forkopimda hadir langsung di lokasi acara. Camat, OPD, dan pejabat daerah ikut aktif memeriahkan, bahkan terjun langsung jadi peserta pawai.
Harapannya, ke depan event ini jadi sustainable flagship event setiap tahun, dengan peningkatan konsistensi tema, sponsor, kemitraan dengan pelaku ekraf, dan strategi promosi digital.
Termasuk juga pengembangan venue, fasilitas, dan jalur wisata budaya yang rapi serta aman sehingga pengunjung betah lebih lama di Medan.
Colorful Medan Carnival bukan sekedar pesta warna-warni—ini cerminan nyata kalau Medan punya beragam budaya yang menyatukan, berpotensi mendorong ekonomi kreatif, dan bisa masuk barisan utama pariwisata budaya Indonesia.