genberita.com – Fenomena borong snack pakai koper jadi salah satu hal paling eye catching di Jakarta Fair (PRJ) 2025. Banyak pengunjung rela antre panjang, bahkan bawa koper—biasanya dipakai untuk jalan-jalan—penuh camilan kekinian dari keripik pedas sampai makanan ringan Jepang dan Korea. Momen ini bukan sekadar tren, tapi mencerminkan gaya konsumsi urban, promosi kreatif tenant, serta peluang bisnis jastip yang semakin marak.
Dari Koper sampai Tas Raksasa: Tren Kemasan Camilan Viral
Pengunjung tidak sekadar membeli camilan, tapi membawa pulang dalam wadah kekinian—koper, tas jumbo, atau ransel snack.
-
Koper snack: Pengunjung membawa koper kosong khusus untuk menampung puluhan bungkus snack lokal dan impor.
-
Tas snack jumbo: Brand seperti Kusuka, Oishii, Finna Food, dan Oops menyediakan kemasan edisi khusus—visual penuh warna dan kapasitas besar.
-
Balon unik & tas lucu: Tenant kreatif seperti Oops gunakan balon ikan Fugu, sementara Khong Guan dan Sunpride bermain dengan desain mini kaleng dan hologram.
Popularitas kemasan ini tidak hanya karena fungsional, tetapi juga Instagrammable—menambah nilai estetika dan gaya hidup viral saat dibawa keliling event.
Motif & Psikologi Konsumen: Kenapa Rela Bawa Koper?
1. Self-reward & euforia festival
Momen Jakarta Fair seperti PRJ menciptakan dorongan konsumsi impulsif dan kepuasan instan. Membeli camilan favorit dalam jumlah besar jadi bentuk self‑reward di tengah rutinitas sibuk.
2. Identitas sosial & gaya hidup
Memamerkan koper penuh snack bukan cuma soal makanan, tapi juga identitas. Ini simbol “aku update, aku kekinian, aku bagian tren”—sebuah wujud konsumsi identitas di masyarakat urban.
3. Savvy shopping & peluang jastip
Sistem bundle package membuat beli 10 ribu atau 50 ribu jadi menguntungkan kalau dijual lagi. Jastip (jasa titip) pun ramai: orang antre sejak pagi, bawa koper besar lalu jual kembali dengan margin kecil tapi pasti laku.
Peluang Ekonomi Kreatif & Bisnis Jastip
Fenomena ini memberi manfaat nyata untuk pelaku UMKM dan bisnis kreatif. Harga sekitar Rp 10.000–300.000 per paket tergantung ukuran dan varian.
-
UMKM mendapat exposure besar ketika produk mereka dibungkus kreatif dan viral.
-
Jastip tumbuh subur: pelaku jastip bawa koper besar dan login antre sejak pagi untuk amankan stok laris.
-
Strategi promosi tenant makin agresif, misalnya diskon bundling, testimoni influencer, dan kombinasi “limited edition” yang memperkuat nilai urgensi.
Tantangan & Risiko di Balik Tren
Meskipun fenomenal, ada tantangan yang perlu diwaspadai:
A. Risk pencopetan & keamanan
Keramaian makanan membuat saku lebih rawan. Insiden copet dengan “tas sobek pakai silet” dan bahkan kasus troli atau koper penuh snack yang rawan jadi sasaran kriminal sempat terjadi.
B. Konsumsi berlebihan
Kebanyakan camilan setiap tahun bisa dorong pola konsumsi tidak sehat. Terutama jika dijadikan rutinitas tahunan, bisa memicu kebiasaan belanja impulsif dan pemborosan.
C. Eksternalitas lingkungan
Bungkus plastik banyak digunakan untuk paket snack—tanpa opsi daur ulang, ini bikin tumpukan sampah high-density di event. Jakarta Fair perlu dorong kemasan ramah lingkungan.
Tips Belanja Cerdas di Jakarta Fair
1. Bawa wadah sendiri
Kalau penjaja izinkan, bawa kantong kain atau koper kecil sendiri untuk mengurangi sampah plastik dan diskon tambahan.
2. Fokus ke brand favorit
Masuk list tenant dulu lewat aplikasi PRJ untuk cek harga dan komentar pengunjung. Ini mencegah pemborosan.
3. Cek peluang jastip
Kalau kamu punya jaringan, bisa manfaatkan untuk ambil paket grosir dengan harga modal lalu jual ke teman kantor atau komunitas.
4. Waspadai keamanan barang
Simak imbauan PRJ, simpan barang berharga di dalam koper dekat badan, dan jangan pajang kamera atau gadget saat antre.
5. Konsumsi seimbang
Biar camilan terasa nikmat, bagi paket dengan teman atau keluarga. Jangan buat penumpukan makanan yang mubazir dan bikin kesehatan terganggu.
Tren 2025 vs Tahun Sebelumnya
Fenomena koper snack bukan sekadar tren tahun ini:
-
Di Jakarta Fair 2024, paket pajangan milik Indofood sudah jadi magnet di stan harga serba Rp 10.000.
-
Tahun ini, kemasan makin beragam—dari tas jumbo hingga balon unik—menunjukkan eskalasi nilai estetika dan pengalaman pengguna .
-
Daya beli kelas menengah terus naik, tercermin dari keperluan beli camilan jutaan agar koper penuh.
Fenomena borong snack pakai koper di Jakarta Fair 2025 bukan sekadar gaya-gayaan, tapi gabungan antara tren konsumsi impulsif, strategi UMKM & brand, serta ekonomi kreatif jastip yang saling memperkuat. Meski viral dan menguntungkan, ada aspek keamanan, konsumsi bijak, dan dampak lingkungan yang perlu diperhatikan.